Nama : Desi faradina
NPM : 21211881
Kelas : 1EB20
Tugas : Tulisan mata kuliah softskiil pengantar bisnis.
Tema : perubahan kehidupan ekonomi pada Tenaga kerja Indonesia ( TKI )
TENAGA KERJA INDONESIA ( TKI )
Seperti kita ketahui, bahwa banyak sekali pengangguran-pengangguran diindonesia yang memutuskan untuk bekerja di luar negeri atau menjadi TKW/TKI , Alasannya mereka tidak mendapat pekerjaan di kota atau Negara mereka tempati , keterbatasan pendidikan juga skill ( kemampuan) Lah yang menjadi persoalan kenapa mereka tidak mendapat pekerjaan yang layak di daerah masing-masing Sehingga banyak dari mereka memutuskan untuk bekerja di luar negeri saja. Bagaimana tidak, prosesnya pun juga mudah untuk menjadi TKI/TKW karna disalurkan oleh suatu lembaga atau yayasan , sehingga mereka tidak perlu repot-repot untuk mengurusi surat-surat atau paspor sendiri sebagai suatu persyaratan penting.
Proses yang mudah , upah / gaji yang cukup besar , dapat mengubah nasib, hal itu menjadi daya tarik bagi warga Indonesia yang tidak mendapat pekerjaan saat itu. Karna standart upah di luar negeri itu cukup besar sehingga mereka berpikir untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Disana mereka akan disalurkan ke berbagai lapangan pekerjaan ada yang di tempatkan sebagai pembantu RTK , baby sister, kerja part time , atau menjadi pelayan di sebuah café atau restorant . Dengan sistem pembayaran upah / gaji per-Jam menjadi daya tarik yang menggiurkan bagi warga indonesia .
page. 1
Apalagi , bagi warga Indonesia yang kehidupan ekonominya sedang dalam kesulitan .karna yang penting bagi mereka adalah bisa mencukupi makan dan biaya hidup lainnya.” tidak ada pilihan, daripada saya tidak makan sekeluarga dan anak-anak saya tidak bisa bersekolah seperti anak-anak lainnnya jadi tidak masalah untuk saya , meskipun harus bekerja jauh sampai ke luar negeri bahkan jauh dari keluarga “ pendapat dari salah seorang TKI ketika ditanya alasan kenapa harus bekerja sampai ke luar negeri.
Dibalik daya tarik yang menggiurkan ada juga resiko-resiko yang harus mereka hadapi ketika bekerja disana. Mulai dari resiko seperti contohnya pembantu RTK yang berkerja disuatu Negara yang apabila ia mendapatkan majikan yang kejam / sadis harus siap menerima siksaan baik secara lahir atau batin. Perkembangan jumlah TKW yang bekerja ke luar negeri membuktikan bahwa, menjadi seorang TKW dapat menjadi solusi dalam meningkatkan kehidupan social-ekonomi keluarga. Kondisi yang menyatakan bahwa , anak perempuan akan cepat menghasilkan uang daripada anak laki-laki menyebabkan kebanyakan dari orangtua beranggapan bahwa , pendidikan yang tinggi untuk anak perempuan tidaklah terlalu penting dibandingkan dengan anak laki-laki.
Biasanya setelah lulus SD / SMP anak perempuan diperintahkan untuk mencari uang oleh kedua orang tuanya selain itu, budaya bahwa pendidikan setinggi apapun untuk anak perempuan akan tetap menjadi ibu rumah tangga, yang akan mengurus suami dan anak serta segala kebutuhan rumah tangga. Hampir sebagian TKI adalah wanita yang disebut TKW . ini diakibatkan oleh penghasilan suami terbilang rendah belum dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga sehingga kondisi ekonomi mereka terpuruk. Oleh karena itu, orangtua atau suami mereka, akan mengizinkan anak perempuan atau istrinya untuk bekerja ke luar negeri. Kondisi social ekonomi keluarga yang serba kekurangan disebabkan karena penghasilan yang didapat belum mencukupi
Page.2
untuk memenuhi segala kebutuhan rumah tangga, yang menjadi pemicu perempuan lebih memilih menjadi TKW ke luar negeri. Pilihan menjadi TKW itu setelah melihat dari tetangga / saudaranya yang sudah sukses setelah bekerja ke luar negeri.
Dari pengalaman tetangga / saudaranya itulah mereka memiliki keinginan untuk dapat mengikuti jejaknya. Menjadi TKW bagi sebagian masyarakat adalah sebuah jalan pintas untuk dapat menghasilkan uang dalam jumlah besar, yang nantinya akan dapat membantu mencukupi kebutuhan keluarganya . sesudah menjadi TKI kehidupan ekonomi mereka mengalami perubahan. Penghasilan yang didapat jauh lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Dengan penghasilan yang di peroleh setelah bekerja diluar negeri, kehidupan mereka tergolong sejahtera. Mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup seperti mengkonsumsi makanan yang bergizi, membeli barang-barang yang dibutuhkan, dapat membangun rumah, membeli kendaran dll. Dengan semakin majunya perkembangan, zaman sekarang wanita ikut berperan dalam rangka peningkatan pemenuhan kebutuhan keluarga, dalam arti wanita sekarang memiliki kebebasan untuk bekerja.
Perubahan ekonomi yang terjadi di dalam keluarga TKI ditandai, adanya peningkatan penghasilan atau pendapatan yang diperoleh salah satu anggota keluarga yang menjadi TKI.
Sebagai satu sikap keluarga TKI yang berubah adalah mereka lebih memperhatikan pendidikan, kesehatan, dan lebih memilih barang-barang yang berkualitas. Sebagai dampak negatifnya mereka lebih sering berbelanja barang-barang yang sebetulnya tidak begitu mereka butuhkan.
Hidup yang terkesan mewah dan glamor, terkadang ada yang memperlihatkan sikap sombong dengan orang lain, hal ini dapat mengganggu keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Ini menunjukkan bahwa perubahan ekonomi ( penghasilan ) ,yang lebih baik pada keluarga TKI
Page.3
memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan mereka baik dalam keluarga ( intern ) maupun dalam kehidupan bermasyarakat ( ekstern ). Fenomena TKI ke luar negeri yang sebagian besar adalah perempuan mempunyai 2 sisi yang hasilnya tergantung bagaimana pengelolaan dan penataannnya. Satu sisi TKI yang bekerja di luar negeri menghasilkan devisa terbesar bagi Negara. Yang menjadi satu alternatif lapangan kerja meskipun bukan solusi pengentasan penggangguran, tetapi memberikan pengalaman serta keterampilan bagi para wanita yang dahulunya kurang berperan tapi kini bisa, meningkatkan taraf hidup keluarganya.
Disisi lain akibat prosedur dan mekanisme yang belum jelas dan tertata , banyak permasalahan yang dihadapi para TKW hingga kini. Belum ada kebijakan perlindungan yang jelas dari perusahaan yang mengirimkan TKW. Sebagai pihak yang mempunyai kewajiban terhadap kehdiupan warga negaranya, seharusnya Negara atau pemerintah bertanggung jawab atas segala permasalahan yang menimpa para TKI di luar negeri.
Bahkan dalam UUD 1945, di sebutkan bahwa warga Negara berhak mendapatkan pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan dan hak ini wajib dipenuhi oleh Negara melalui suatu rancang bangun sistem lapangan kerja di Indonesia. Membicarakan permasalahan tenaga kerja Indonesia memang tiada habisnya. Saya akan menggambarkan berbagai permasalahan tenaga kerja Indonesia .
Para tenaga kerja indonesia yang di sebut sebagai pahlawan, ternyata mereka tidak merasa seperti pahlawan, jauh dari kategori sebagai pahlawan.
Silih berganti kejadian dan peristiwa telah diberitakan di media televisi dan majalah, mulai dari penganiayaan TKI, pemulangan, pelecehan sexsual, bahkan sampai pada hukuman penjara atas TKI seperti yang terjadi di Arab Saudi,Malaysia, singgapura, Taiwan, Hongkong dan Negara lainnya.
Para tenaga kerja indonesia yang di sebut sebagai pahlawan, ternyata mereka tidak merasa seperti pahlawan, jauh dari kategori sebagai pahlawan.
Silih berganti kejadian dan peristiwa telah diberitakan di media televisi dan majalah, mulai dari penganiayaan TKI, pemulangan, pelecehan sexsual, bahkan sampai pada hukuman penjara atas TKI seperti yang terjadi di Arab Saudi,Malaysia, singgapura, Taiwan, Hongkong dan Negara lainnya.
Page.4
Melihat kasus-kasus yang telah terjadi, maka dapat dianalisa secara perlahan-lahan mengenai permasalahan TKI ini.
Pertama, yang jelas lapangan tenaga kerja dalam negeri yang kurang. Inilah yang menyebabkan begitu banyaknya tenaga kerja Indonesia yang berbondong-bondong ke luar negeri, meskipun mungkin dengan taruhan nyawa. Meskipun dengan dokumentasi yang tidak lengkap.Hal ini terjadi karena sektor industri yang ada belum mampu menyerap seluruh tenaga kerja yang ada di Indonesia, sehingga banyak sekali terjadi pengangguran di sana sini. Serta tutupnya beberapa perusahaan-perusahaan yang ada, yang juga mengakibatkan semakin bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia.terutama dampak dari kenaikan harga BBM. Contohnya dori (39) TKI asal desa besole, meskipun tanpa dokumen resmi dia nekat pergi ke Malaysia karena faktor ekonomi.
Kedua, upah buruh yang terlalu kecil. Dari berbagai survei tentang masalah tenaga kerja yang bisa kita lihat dari televisi dan kita baca dari majalah disebutkan bahwa upah buruh yang ada di Indonesia paling murah, dibandingkan negara-negara Asia lainnya. Upah yang sangat kecil ini jelas sekali sangat tidak mencukupi kebutuhan keluarga, di mana semua harga barang-barang yang ada selalu naik setiap tahunnya. Jadi upah ini jelas berbanding terbalik dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Ketiga, oknum PJTKI. Masih banyaknya Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang tidak mendapat izin dari Departemen Tenaga Kerja(Depnaker), sehingga menyebabkan aliran TKI tidak terkontrol. Akibatnya bisa ditebak, banyak kasus-kasus pemulangan TKI yang tidak lengkap surat-suratnya alias ilegal.
Keempat, kurangnya perhatian dari pemerintah. Pemerintah sebagai pelaku dan pelaksana pemerintahan dirasakan sangat kurang sekali perhatiaannya atas nasib para tenaga kerja ini.
Pertama, yang jelas lapangan tenaga kerja dalam negeri yang kurang. Inilah yang menyebabkan begitu banyaknya tenaga kerja Indonesia yang berbondong-bondong ke luar negeri, meskipun mungkin dengan taruhan nyawa. Meskipun dengan dokumentasi yang tidak lengkap.Hal ini terjadi karena sektor industri yang ada belum mampu menyerap seluruh tenaga kerja yang ada di Indonesia, sehingga banyak sekali terjadi pengangguran di sana sini. Serta tutupnya beberapa perusahaan-perusahaan yang ada, yang juga mengakibatkan semakin bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia.terutama dampak dari kenaikan harga BBM. Contohnya dori (39) TKI asal desa besole, meskipun tanpa dokumen resmi dia nekat pergi ke Malaysia karena faktor ekonomi.
Kedua, upah buruh yang terlalu kecil. Dari berbagai survei tentang masalah tenaga kerja yang bisa kita lihat dari televisi dan kita baca dari majalah disebutkan bahwa upah buruh yang ada di Indonesia paling murah, dibandingkan negara-negara Asia lainnya. Upah yang sangat kecil ini jelas sekali sangat tidak mencukupi kebutuhan keluarga, di mana semua harga barang-barang yang ada selalu naik setiap tahunnya. Jadi upah ini jelas berbanding terbalik dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Ketiga, oknum PJTKI. Masih banyaknya Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang tidak mendapat izin dari Departemen Tenaga Kerja(Depnaker), sehingga menyebabkan aliran TKI tidak terkontrol. Akibatnya bisa ditebak, banyak kasus-kasus pemulangan TKI yang tidak lengkap surat-suratnya alias ilegal.
Keempat, kurangnya perhatian dari pemerintah. Pemerintah sebagai pelaku dan pelaksana pemerintahan dirasakan sangat kurang sekali perhatiaannya atas nasib para tenaga kerja ini.
Page.5
Contohnya tenaga kerja asal pantai Sidem Desa besole, nama Sudartik (20 tahun, anak dari ibu endang ayah Ginto yang di berangkatkan tekong dari daerah Besuki selama 3 tahun tidak ada kabar berita sampai sekarang. Apabila di pertanyakan ke tekong (pembawa tenaga kerja) oleh keluarga TKI, pihak tekong selalu menjawab dengan mudahnya bahwa dia sudah lari dari majikan.kecurigaan orangtua Dartik benarkah anaknya itu di pekerjakan sebagai TKW atau hanya di buang (jual).
Dari keempat analisa penyebab terus adanya masalah dengan tenaga kerja di Indonesia, maka dapat dilihat bahwa sebenarnya permasalahan itu semua bersumber pada masalah dari dalam negeri Indonesia sendiri. Jelas di sini ada masalah ekonomi, pemerintahan dan sosial (politik) yang terjadi.
Masalah ekonomi yang dimaksud adalah bahwa sektor industri yang ada kurang/belum mampu menyerap tenaga kerja yang ada. Di samping itu banyak sekali perusahaan yang tutup. Serta harga-harga yang terus melambung tinggi hampir tiap tahun, yang biasanya seiring dengan naiknya harga-harga minyak dan gas (migas).
Masalah sosial (politik) adalah tingkat sosial masyarakat di Indonesia terutama pendidikannya yang masih rendah, sehingga ikut menpengarui tingkat kerjaan yang didapat.
Setelah melihat permasalahan-permasalahan yang ada, maka dapat diambil kesimpulan bahwa permasalahan para TKI ini bukan hanya semata-mata dari TKI itu sendiri, tetapi juga banyak pihak yang ikut terlibat di dalamnya. Untuk itu diperlukan aturan yang jelas, baik dari negara atau pun aturan umum yang harus dipatuhi secara bersama. Aturan-aturan itu juga harus didukung oleh para penegak hukum, sehingga tercermin contoh yang baik bagi masyarakat.
Hal-hal tersebut diperlukan supaya tidak ada lagi kasus-kasus penganiayaan, pemulangan,pelecehan sexsual, dan sebagainya terhadap tenaga kerja Indonesia. Serta hubungan diplomatik yang kuat dengan negara-negara penerima TKI ini harus juga diperkuat,
Dari keempat analisa penyebab terus adanya masalah dengan tenaga kerja di Indonesia, maka dapat dilihat bahwa sebenarnya permasalahan itu semua bersumber pada masalah dari dalam negeri Indonesia sendiri. Jelas di sini ada masalah ekonomi, pemerintahan dan sosial (politik) yang terjadi.
Masalah ekonomi yang dimaksud adalah bahwa sektor industri yang ada kurang/belum mampu menyerap tenaga kerja yang ada. Di samping itu banyak sekali perusahaan yang tutup. Serta harga-harga yang terus melambung tinggi hampir tiap tahun, yang biasanya seiring dengan naiknya harga-harga minyak dan gas (migas).
Masalah sosial (politik) adalah tingkat sosial masyarakat di Indonesia terutama pendidikannya yang masih rendah, sehingga ikut menpengarui tingkat kerjaan yang didapat.
Setelah melihat permasalahan-permasalahan yang ada, maka dapat diambil kesimpulan bahwa permasalahan para TKI ini bukan hanya semata-mata dari TKI itu sendiri, tetapi juga banyak pihak yang ikut terlibat di dalamnya. Untuk itu diperlukan aturan yang jelas, baik dari negara atau pun aturan umum yang harus dipatuhi secara bersama. Aturan-aturan itu juga harus didukung oleh para penegak hukum, sehingga tercermin contoh yang baik bagi masyarakat.
Hal-hal tersebut diperlukan supaya tidak ada lagi kasus-kasus penganiayaan, pemulangan,pelecehan sexsual, dan sebagainya terhadap tenaga kerja Indonesia. Serta hubungan diplomatik yang kuat dengan negara-negara penerima TKI ini harus juga diperkuat,
Page.6
sehingga setiap masalah terhadap TKI ini dapat diselesaikan dengan bener-benar serta, tidak ada masalah dengan hubungan bilateral antar dua negara.
Jadi, pada dasarnya permasalahan terhadap TKI ini merupakan masalah bersama, baik itu dari masyarakat ataupun dari pemerintah harus bersama-sama kerja sama dan sama-sama kerja dalam menanggulangi masalah ini, supaya kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi lebih baik lagi. Dan juga diharapkan pemerintah bisa lebih serius mengamati berbagai macam masalah TKI ini. Biar slogan TKI sebagai pahlawan devisa tidak hanya sebagai wacana saja.
sekian tulisan mengenai TKI ( tenaga kerja Indonesia ) saya ini, saya berharap semoga tulisan saya ini bisa memberikan manfaat dan motivasi bagi para pembaca. Dan juga saya berharap Bahwa di Negara Indonesia kita ini bukan Cuma masalah kemiskinan dan krisis ekonomi saja yang perlu diperhatikan , tetapi para tenaga kerja yang telah berjasa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi juga, perlu diperhatikan seperti tenaga kerja Indonesia ( TKI ).
Page.7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar